awal sebuah cerita :): rencana ku sama puad sukses loh! Yeah :D

awal sebuah cerita :): rencana ku sama puad sukses loh! Yeah :D: "haha , gak sia sia loh ternyata begadangan sem puad chatting ampe jm 2 subuh atau pun lebih menghasilkan keberhasilan! horeeeeee berhasil su..."

Harry Potter

yap, beberapa hari yang lalu gua nonton haropt. kalo ga salah hari kamis. waktu itu gua juga lagi GALAU galaunya. entah karena apa dan siapaaa -__- meneketehe, who cares! gila ini hari kan libur PGRI, fb penuh status dan tl twitter penuh isinya mau nonton xxi semua.
bzz dan alhasil gua ama anak anak + pacar mungkin, niatnya mau nonton. dan paginya sempat ribet untuk beberapa saat gara gara nyari tebengan motor dan mau nonton jamber. yak dan setelah deal semua nonton jam 3, kita kumpul setengah 2 di rumahku eh tapi gatau dah si upil sama endut jam 12 udah nongol deluan di rumahku *heraan -__-
dan ini sialnya gua, pas lagi makan tiba tiba aja makanan gua yang sangat nikmat berupa soup, daging, ayam, telur dadar, sambel, nasi TUMPAH di atas keboard laptop guaaaa hikss --. njir
segera dengan reflek, gua ambil lap tisu ato karung ato apalah itu yang bisa gua pake buat ngebersihin ni barang. yaah, ini hidup gua. semuanya ada di dalam laptoop. ya oloohh -__- mau nagis ngakak aku eh, seteres nah. moga aja masi bisa idup dan gua pake buat ol hihi
akhirnya udah bersih, sampe nasi nasinya gua congkel congkel pake lidi supaya keluar dr keyboardnya. yah pasrah deh, laptop gua bau makanan itu semuaaaa dan sampai sekarang saat gua menulis blog ini. ahaha belum sempet gua bersihin nah, joroknya ai.
biar aja dah males juga, yg penting ini masih idup bisa gua pake blogging dulu cuy :p

yak kembali pada topik, habis itu tiba tiba ada sms masuk.. tit tit.. tit tit.. *nada dering hp gua asli nokia copo bgt haha. pas gua liat dari ABCDErlanda, ya cepet cepet aja gua buka. dan alhasil dia sms gini, "maaf ya beib aku ga ikut kayaknya" miris bgt. awalnya emang kesel, mikirin nanti si ari sapa yang nemenin ya? yaudahlah mau diapain juga. toh pas aku ke rumahnya udah ada pacarnya atika (randy) hahahaha, pasti ga ikut dah. dan ga lama muncul teman temannya yang lain. jeng jeng. ada teman lupa pacar haha. ga ada negur negur sih
yaudahlah gpp, tinggal nunggu arin ama ai ini lama betul. di udara macet kah po? yaoloh -__-
jreeeng.. tiba tiba nongol tuh makhluk, langsung aja kita cabut
sampe di to, kita pesen yang jam 6 soalnya yang jam3 udah penuh.. bujubuneng, itupun kita dapet row bawah tapi ga bawah bawah bgt lupa row berapa haha.

dan taraaaa, kita nonton haropt (harpot ato harry poter ato apalah itu). dan intinya gua ga begitu ngerti sih ceritanya. wkwkwk
hal yang gua lakuin selama nonton cuma tidur karena ngantuk dan kedinginan, terus tidur dibahunya dwina karna empuk, pegangin atika karena sama sama kedinginan. wkwk. mau smsan tapi batere low. bah bah -__-
yaa, gua taunya si haropt, ron, dan hermoninya itu nyari kalung horcruxes, gatau deh untuk apa itu. terus pedang apa gitu namanya yang didapet di dalem kolam2 gitu. haha ada bokepnya lagii HAHAHAHAHAHA *ngakak
terus mereka tuh kayaknya nyari tongkat sihir terkuat, batu yg bisa balikin nyawa *kali*, ama jubah yang buat dia jauh dari kematian. ahahah
dan itu aja sih, yang lainnya rada rada gatau dah apa ceritanya. gua sambil galau sih. pusing mikirin banyak beban. ahahaha.

contoh cerpen

Lelaki yang Mengkhianati Ibu

Cerpen Susialine Adelia

Seperti biasa, Ibu sudah berdandan cantik ketika menemani dan meladeni kami sarapan. Sambil berangkat ke kantor (Ibu pegawai negeri di Taman Budaya) dia akan mengantar kami semua ke sekolah. Sementara Ayah meneruskan mimpinya karena menjelang pagi baru pulang. Apalagi mendekati pentas (Ayah aktor sebuah grup teater ternama di kotaku dan biasanya ia menjadi pemain utama). Tetapi meski malam tak ada latihan, Ayah tak pernah bangun pagi. Begitu setiap hari. Jadi kami tak pernah bertanya kenapa Ayah tidak ikut sarapan, atau merasa kehilangan.

Belum selesai sarapan Ayah muncul dari ruang depan. Seperti biasa wajahnya nampak kuyu, lelah dan ngantuk. Baru aku tahu bahwa ternyata Ayah baru pulang.
"Halo semuanya," Ayah menyapa tanpa mendekati dan mengecup kening kami.

"Nggak sarapan sekalian?" Ibu bertanya.
"Nggak, nanti saja," dan Ayah pun berlalu masuk ke kamarnya.
Kulihat Ibu menghela napas sambil memandang Ayah yang berlalu. Sesaat aku berhenti menyuap, memperhatikan Ibu.

"Kenapa? Selesaikan sarapannya," merasa kuperhatikan, Ibu menegurku.
Aku menggeleng dan cepat-cepat menyuapkan nasi ke mulutku.
***
Tiga hari Ayah tak pulang. Kutanya pada Ibu, katanya Ayah sibuk. Hari pementasasan sudah sangat dekat. Tetapi bukankah dia pentas di dalam kota? Kenapa sampai tak sempat pulang? Ada istri dan anak-anaknya di rumah yang menunggu. Perjalanan pulang banyak memakan waktu sementara Ayah butuh cukup istirahat. Ibu coba menghiburku.
Sorenya Ayah pulang dengan wajah berbinar dan segar.

"Apa kabar sayangku?" sapanya sambil mengecup keningku.
"Kok nggak pulang-pulang, Yah?" aku bertanya.

"Ayah kerja keras, jadi harus hemat tenaga," jawabnya sambil merangkul pundakku. Lalu kusandarkan kepalaku di pinggangnya. "Nanti malam ikut ya, udah mulai run through."

"Tapi jangan ajari dia pulang pagi, ya," kata Ibu sambil menyiapkan kopi untuk Ayah.
"Oh jelas, kita akan pulang siang," jawab Ayah, melirikku sambil tersenyum. Kami bertiga pun tertawa.

Menjelang senja kami berangkat.
"Berapa lama kita nggak jalan-jalan berdua?" Ayah bertanya setengah pada dirinya sendiri.

"Hampir satu semester, Yah. Ayah sih sibuk teruusss," aku berlagak merajuk.
Ayah mengacak rambutku sambil tertawa, "Memang kamu nggak? Rapat ini, pelatihan itu, hmm?"

Kami berdua tertawa.
"Eh, Ayah kok tambah genit sih sekarang?" tiba-tiba aku berkomentar.

"Apa?" tanya Ayah.
"Tiap keluar rapi dan wangi terus gitu," tambahku.

"Lho, memang nggak bangga punya Ayah ganteng dan wangi?"
Kami tiba di tempat pertunjukan saat para kru masih membereskan panggung, sementara beberapa pemain memainkan adegan mereka di sela-sela kru yang sedang merampungkan pekerjaannya.

Ayah meninggalkanku di deretan depan kursi penonton. Dia datangi seorang perempuan yang sedang memberi instruksi pada peñata lampu. Mereka berbicara sebentar. Lalu Ayah berjalan ke arahku diikuti perempuan itu.

"Sayang, kenalkan ini sutradara Ayah."
Perempuan itu mengulurkan tangan sambil menyebutkan namanya, "Tati."

"Citta," kataku menyambut uluran tangannya.
Tante Tati meraih sebuah kursi dan meletakkannya di depanku. Kami ngobrol berdua sementara Ayah meninggalkan kami menyiapkan pementasannya. Tak lama, Tante Tati meninggalkanku, kembali pada pekerjaannya.

Aku tetap duduk di kursiku, mengamati kesibukan orang-orang itu. Sebagian besar di antara mereka sudah kukenal. Maka kulambaikan tangan ketika kebetulan mereka menoleh ke arahku.
***
Berhari-hari Ayah tak pulang lagi. Padahal pementasan sudah selesai.
"Mungkin masih menyelesaikan sisa pekerjaan kemarin," jawab Ibu sambil mengusap keringat adik bungsuku. Sekalipun jawaban Ibu tak masuk akal, aku tak membantahnya.

"Ibu bertengkar sama Ayah?" aku memberanikan diri bertanya.
Tersenyum sambil menggelengkan kepala. Hanya itu jawaban Ibu. Melihatku yang tak juga beranjak dari ranjangnya, Ibu pun bangkit setelah memastikan si bungsu terlelap.

"Sudah selesai belajar?"
Pertanyaan yang lucu. "Kok kayak nanyain Tres yang masih SD aja."

Tampak Ibu agak gugup, tetapi segera ditutupnya kegugupan itu. "Memang kalau udah kuliah nggak perlu belajar?"
Berdua diam.

"Kenapa?" Ibu bertanya.
"Citta yang mestinya tanya, Ayah dan Ibu kenapa," jawabku.
Kudengar desah napas Ibu. Panjang. Diraihnya tanganku dan diletakkan di pangkuannya. "Dua bulan lagi kamu ulang tahun kan. Umurmu akan genap dua puluh dua," berhenti sejenak, menatapku. "Berarti kamu sudah dewasa, sudah tidak harus dibimbing Ayah dan Ibu lagi. Bahkan sudah bisa membantu kami membimbing dua adikmu."

"Maksud Ibu?" aku mengerutkan dahi.
"Tentunya kamu tidak akan terlalu terganggu jika Ayah dan Ibu tidak bersama lagi," kata Ibu lirih tanpa melihatku. Suaranya bergetar.

"Ibu dan Ayah mau pisah?" Pertanyaan yang kuharap tidak diiyakan oleh Ibu. Tetapi keliru. Ibu mengangguk dengan berat. Berat sekali. Seketika kepalaku terasa pening.
"Ibu mau bercerai?" ulangku sekali lagi.
***
Enam tahun berikutnya. Seorang laki-laki duduk di depanku. Tertunduk layu.
"Aku yang mengajarimu berpikir dan bersikap. Tapi sekarang tak kutemukan apa yang kuajarkan dulu," katanya pelan sambil menerawang ke luar jendela.

"Sama. Aku juga tidak menemukan hal yang membuatku kagum dulu," jawabku, juga dengan perlahan.
"Kau tak pernah memaafkan aku," katanya lagi.
"Maafku tak akan menghapus luka kami," jawabku sambil menangkupkan kedua tangan ke mukaku.

Kepalaku tiba-tiba terasa berat begitu teringat masa itu. Teringat Ibu. Sekuat tenaga dia berusaha tabah menghadapi perpisahannya dengan Ayah. Tetapi tak sesederhana itu. Pasca perceraian, Ibu seorang diri harus menanggung hutang Ayah atas namanya. Hutang untuk proses kesenian yang kemudian justru mempertemukan Ayah dengan Tati. Ironis sekali. Ibu pun menjual rumah yang kami tempati, mengajukan pensiun dini lalu membawa kami hijrah ke kota kecil ini. Terlalu banyak luka di kota besar dulu.

Sejak itu hampir tak pernah kudengar berita tentang Ayah. Kota kecil ini terlalu damai untuk mengenangkan cerita lama. Lagi pula kami harus berjuang keras merintis kehidupan di sini dan memikirkan Ibu yang ternyata mengidap kanker payudara.

"Tidakkah penyesalan dan rasa berdosa cukup untuk menebus kesalahanku?" laki-laki itu bertanya lagi.
"Tetap saja kehidupan kami tak kembali," terasa mataku mulai basah.

"Maaf," seorang perempuan muda masuk, mengulurkan secarik kertas dengan tangannya yang tak sempurna dan segera keluar lagi.
"Pulanglah," kataku setelah membaca pesan yang tertera, "Aku ditunggu rapat. Ibu tak akan menemuimu."

Laki-laki itu memandangku. Kecewa, sedih, geram, dan entah apa lagi tampak di matanya. Tapi aku tak begitu peduli. Dia mengangguk lalu bangkit. "Aku masih berharap menjadi walimu di pernikahan nanti," katanya.

"Entahlah. Membayangkan pun aku tak berani."
Dengan lunglai, dia berjalan ke pintu. Sebelum dia menarik pegangangnya, aku memanggil.

"Yah..."
Laki-laki itu menoleh. Tersenyum. Aku hendak mengatakan sesuatu padanya, tetapi tak mampu. Maka hanya anggukan yang kuberikan untuk mengantarnya pergi.

Dalam hati aku berjanji, nanti malam akan kutulis surat untuk laki-laki itu. Isinya: Aku berterima kasih telah dibimbingnya menjadi pribadi yang percaya diri, sehingga menemukan jalan untuk berani mengajak orang lain menempatkan diri sejajar dengan kami dan bukan justru mengasihani. Satu hal yang tak pernah diajarkannya adalah menerima kehilangan. Baru belakangan almarhumah Ibu mengajarkannya padaku. Aku bangkit. Meraih kruk yang kusandarkan di samping kursi. Tentunya teman-teman terlalu lama menanti. ***


SOURCE : http://kumpulan-cerpen.blogspot.com/

lihat cerpen lainnya juga :) itu hanya 1 dari ratusan cerpen lainnya .


kenapa gua hari ini ngepost gini an ? hm , gua pikir pikir ini blog bakal jadi berguna buat para adek kelas gua yang sbi nantinya . karena mulai sekarang gua bakal ngepost ngepost tentang pelajarang di sekolah gua juga . kalo guru gua nyuruh nyari di internet , gua bakal coba ngeporting di sini juga . agar adek kelas gua yang bawel bawel itu bakal lebih mudah dapet apa yang mereka cari . kan pastinya tuh , pas mereka kelas 9 nanti , bakal dapet pelajaran yang udah gua lewatin sebelumnya . haha . kali ini gua dapet pelajaran bahasa indonesia yaitu penceritaan kembali sebuah cerpen .

ini penceritaan kembali dari cerita tersebut menggunakan sudut pandang orang ketiga :


Suatu pagi , ibu dan citta sedang sarapan . Tiba tiba Ayah Citta datang dengan wajah kusut . Ayah Citta adalah seorang Aktor teater terkenal dari salah satu grup teater ternama di kota tersebut . Suatu saat , Ayah Citta mengajak Citta untuk menonton latihan pementasan tersebut . Saat di gedung tersebut , Ayah Citta meninggalkan Citta di deretan bangku pentonton dan tiba tiba seorang perempuan menghampirinya . Ia adalah Tati , sutradara dari ayah Citta . Mereka pun mengobrol . Setelah selesai pentas , ayah Citta pun tak kunjung pulang ke rumah . Hingga suatu hari , Citta memberanikan dirinya untu bertanya kepada ibunya , bahwa apakah ayah dan ibunya sedang bertengkar ? Awalnya ibu Citta memang tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut , namun akhirnya ibu Citta menjawab bahwa Citta bisa hidup sendiri bila ayah dan ibunys sudah tidak bersama lagi .

Enam tahun kemudian , seorang laki - laki mendatanginya di kantornya . Laki - laki itu meminta maaf kepada Citta , namun citta tetap tidak ingin memaafkannya . Karena terlalu banyak luka yang ia rasakan selama ini . Ayahnya dulu meninggalkan hutang pentas seni yang justru mempertemukannya dengan Tati . Kemudian , ibu Citta terpaksa menjual rumah yang mereka tempati untuk membayar hutang - hutang ayah Citta dan pindah ke sebuah kota kecil . Dengan wajah sedih dan kecewa , laki laki itu meninggalkan Citta . Namun ,sebelum sampai di pintu keluar , Citta memanggil laaki - laki itu dengan sebutaan Yahh.... dan laki - laki itu tersenyum pada Citta . Citta hanya menganggukan kepalanya untuk menghantar laki - laki itu pergi . Dan Citta berjanji bahwa malam ini ia akan menulis surat untuk laki - laki itu :)

ingin menyampaikan pesan

suatu hari, ada gadis bernama Sila. Sila adalah seorang anak yang selalu dijauhi oleh teman-temannya. Suatu saat, Sila sedang bermain bersama temannya, pada saat bermain Sila merasa sakit di bagian perutnya. Teman-temannya pun tidak peduli padanya, hingga suatu ketika Sila jatuh sakit dan masuk rumah sakit. Mereka tetap tidak peduli dengan Sila. Suatu saat, ada penggusuran komplek rumah mereka, ayah Sila yang menjadi pemimpinnya. Ketika teman-teman sila merasa tertekan, Sila dengan susah payah membujuk ayahnya ini meski ia masih dalam keadaan lemah di rumah sakit. namun tidak berhasil. teman-teman sila pun semakin marah dan membencinya.
dan suatu hari, keadaan sila sangat buruk, ia meminta kepada ayahnya dengan lemah dan terbatah-batah agar ayahnya segera menghentikan proyek itu dan membiarkan teman temannya tetap tinggal di situ. dan ayak sila pun akhirnya luluh dan memenuhi permintaan sila. teman teman sila sangat senang dengan hal itu, namun mereka tidak tau dan tidak mengerti dengan pengorbanan sila, akhirnya mereka tetap saja membenci sila.
suatu ketika, sila sekarat dan pergi untuk selama-lamanya. dengan rasa tanpa dosa, teman teman sila tidak memperdulikan sila dan hanya bertanya kepada ayahnya, apa yg menjadi sebab dibatalkannya proyek tersebut?
ayahnya pun menjawab, karena SILA........ serentak, merka pun kaget dan merasa bersalah.
mereka pun segera menjenguk sila di rumah sakit, namun apa daya sila telah tiada.

so, pesan yang sebenernya pengen gua sampein itu :
RTRT :') @: Kita tidak akan pernah tahu pentingnya sebuah peristiwa sampai semua itu hanya jadi kenangan
nyambung ga sih? ya pokoknya itulah HA-HA-HA :p

ini bener bener dari dalam hati

kemarin, hari ini, dan mungkin besok akan selalu saja seperti ini. semuanya tampak sama, ga ada yang berbeda. ga ada special2nya sama sekali!

mungkin beberapa hari yang lalu, emang jadi hari bahagia gua karena bisa jadi pemilik hatinya. tapiii hal itu ga menutup kemungkinan kesedihan, kemarahan, dendam, iri, dengki gua. Huft walaupun cuma dia yang bisa bikin gua ketawa karena kekonyolannya dia, tapi gua bener bener gatau harus ngapain lagi. Rasanya semua yang gua lakuin itu selalu aja salah. Memang ga da yang bener kok!! Kalian yang selalu bener. Emang paling TOP kalian dah. Rasanya, putus asa ngejalanin hidup gua, banyak yang ga pernah nerima kehadiran gua. Coba kalian yang ngerasain jadi di posisi gua, ish sakit bgt. Ga pernah ada yang mau menerima gua, pendapat gua, ato apa pun itu. Kayak kalian jijik sama gua.

Kenapa sih kalian itu? Apa emang gua berubah? Gua tau kalian semua itu BENCI ma gua. Mungkin karena banyak kekurangan gua yang ga bisa kalian terima. Apasih, karena sifatku yang jutek, galak, egois, ga pernah ngertiin perasaan orang lain, sombong, pembualan ato apa pun itu. Kalian itu cuman mandang sisi burukku aja, tanpa ngeliat sedikiiiit aja sisi baikku. Setiap aku mau berbuat baik, itu pun kalian anggap BURUK! Fcvk!

Aku itu selalu berusaha berbuat yang terbaik demi kalian tau ga?! Kalian emang ga pernah tau itu, karena aku ga ingin kalian jadi ilfil dan semakin memojokkan gua. Tapi itu semua kayak ga ada artinyaaaaaaa.

Jutek? Galak? Itu sebenernya emang sudah sifatku. Aku tau. Tapi kalian ga pernah mikir, apa kah kalian juga punya sifat itu? Kayak kalian paling sempurna aja. Aku juga udah berusaha kalem kalo kalian juga ga gini. Ga pencing2 orang, dan nurut kalo dinasehatin. Bukan malah ngelunjak. Lo tau ga? Galak itu kalo gua cuman nagih kas, itu pun bukan tugas gua, gua Cuma nggota kelas, bukan bendahara. Tapi itu gua lakuin karena gua ingin kelas kita majuuuu!! Bisanya ga bayar kas nunggak 4 bln. Ya terpaksa gua tagihin galak2 supaya bayar, kalo ga mana mau kalian bayar.

Egois? Apa kalian ga pernah mikir, kalo sesungguhnya kalian juga punya sifat itu. Sangking sempurnanya ya, gak pernah SADAR! Emang gua egois knp? Hm okelah gua akui saja, kalo gua itu emang egois, ga pernah mikirin org lain. Mau menang sendiri!! Ya itu gua. Knp? Puas kalian semua? Bangke. Tapi jujur ya, apa kalian pernah nyaksikan gua cuman mentingin diri sendiri? Mau menang sendiri? Kapaaaaaaaaan??? Katakan!! Itu semua yang gua lakuin untuk KELAS. Gua Cuma mentingin KELAS, ga kepikiran sama sekali sama DIRI gua sendiri. Gua Cuma berusaha ngubah kelas kita agar lebih kompak. Dan lagi lagii, itu semua sia sia. Kalian ga pernah ngerti apa maksud gua!

Kata kalian, gua GAK PERNAH NGERTIIN PERASAAN ORANG LAIN! Emangnya kalian pernah kah ngertiin perasaanku? Pernah kah kalian dengerin aku sekalii ajaaaa. Kalian selalu jawan “gitu ya?” “selamat ya!” dll. Apa itu ga buat aku sakit? Kalian itu ga pernah ngertiin aku, kenapa aku berubah gitu? Aku Cuma mau yg terbaik buat kelas kita. Kalian selalu anggap salah salah dan selalu saja salah. Mendingan gua diam.

Terus sombong? Kapan aku ga negur kaliaaaan? Hah? Bukannya kalian yang ku tegur malah aku di kacangin dan di jawab, “gitu ya?” NJING kalian tuh. Sekarang giliran aku sakit hati dan ga negur kalian, malah dibilangin sombooooooooong, pembualaaaaaaan, dll serba salah!

Jujur aku udah sakiit bgt dengan keadaan kayak gini. Mulai sekarang aku akan diam saja. Ga akan aku campuri urusan kalian, kelas kita, ato apa pun itu. Daripada daripada kan.....

Hahaha, gua kan cuman SAMPAH di kelas! Nothing important.

Jujur aja ya, melalui blog ini gua pengen ngasih tau kalian, gua itu sebenernya sayaaaaaaaang bgt sm kalian semua. Kita ini adalah bagian dr NO. Kita ini keluarga men! Sadar, ga usah kayak anak kecil lagi. Jgn saling dendam. Gua itu sebenernya ga benci sama kalian, cuman terkadang gua itu suka kesel dan emosi aja karena udah ga tahan ngehadapin sikap kalian. Tp tolong jgn kayak gini donk, kalian malah buat aku semakin down, semakin buat aku putus asa jalanin hidup. Pernah terbesit keinginan bunuh diri malah,. Sumpah! Itu yang paling parah dan paling pling paling bodoh tau. Hhahahaha tapi kalian ga mungkin pedulii!! GREAT!! Tepuk tangan aku!! *sarap.

Aku cuman bisa berharap agar kalian itu bisa ngertiin aku dan anak anak lainnya. Kita sekarang 91 men, bukan 82 atau pun 81 lagi, ok? Jadilah yang terbaik. Jgn nyusahin bu dwi terus kasihan ibunya. Hahaha *sok suci!

Pada intinya seperti itu, aku harap kalian ngerti ya! Jgn buat kau semakin tepojokkan. :)

problems are coming fast!

gua ga tau kenapa sih akhir akhir ini banyaak bgt masalah yg menimpa gua dan hidup gua. mulai dari masalah sekolah, persahabatan, keluarga, daan sampe ke urusan cinta. shit!

hm, great! kita bahas satu per satu. oke pertama di kelas 9 ini, gua terdampar di kelas yg super super kayak sampah. kenapa? orang orang di dalamnya tidak bersahaja seperti dulu waktu di 81 dan 71. kenapa? anak cowonya itu loh sering bikin emosi. bukan hanya gua, tapi semua anak cewenya jg ngerasa gitu. mereka itu terlalu cuek sama kelasnya sendiri. malah doyaan ngebantuin anak kelas sebelah. kecuali, ridho, abe, pandu, dan mahdi.
ckck, ada amoeba. ada macan. kita ini udah kayak musuhan satu sama lain, saling pendendam. mereka itu ga ada rasa bersalahnya, di nasehatin baik baik, dipeduliin, dikasihanin, malah ngelunjak. ga pernah ngehargai pendapat org lain. kasian si cla yang sudah sibuk2 sendiri untuk ngatur2 kelas kita. tp mereka malah nganggep sisi negatipnya tanpa memikirkan postitipnyaa. padahal maksudnya kan baik, mereka itu aja yg soooot! njing (astapirulo me meeeeee, mana bole gitu) wkwk kidding
sudahlah, kita ini emang berbeda! kalian itu yg egois, tp malah ga pernah mau sadarr, malah ngata2in, ngomongin dr samping *eh belakang ding
kelas gua itu gapernah kompak. udah banyak bukti nyata yg terjadi. misalnya, ada permusuhan di kelas, dll yang males untuk gua ungkapkan.
tapi inilah nasib gua untuk hidup dan beranak di 91.

yap, dan keluarga gua?
haha, gua kayak TKW di rumah sendiri. ahaha <--- lebay dan tidak patut ditiruu
udah dimarah2in tanpa alasan yg jelas, kadang dimarahin krn bukan kesalahan gua.
sering dipukulin, dicubitin, dll balablablaalaalal
ih, kadang ya sering ngeluapin rasa kesel dgn tangisan ih tp cengeng bgt sih jd cewe! hah.
lupakan , ketahuan dah suka nangis. hahaha. tp ya ga gitu2 jg sih, paling kalo pas bener2 udah ga bs ditahan lagi itu.
jengkel lah pokoknya sama ortu ini. ini gaboleh itu gaboleh. ini salah itu salah. halaah bullshit!

dan terakhir soal cinta gua. ahahaha. hiks hiks (?)
giliran gua sukaaaaaaaaaa bgt ma cowo, cowo itu ga bisa gua dapetin. eh giliran ga suka, tuh cowo yg tergila gila ma gua. ckck ya ampuuun -__- kalo gua biasa biasa aja, malah jadian deh. ahahah
tapi kali ini gua serius deh ma ini. hehe :D sayangnyaaa kau sama dia ♥ ABCDErlandaa hihi

ahaha, udahan dulu ya boss. gua mau makan nih, udah perang cacing gua. dada hasimisimiii (?)

seneng banget banget bangeet

hari ini gatau kenapa aku seneeng bgt 171110 :D
biasanya aku suka mainin cowo, tp untuk yang kali ini aku mau serius deh. karenaa eh karenaa aku jadi sukaa bgt sm anak ini. i dont know why it can be! i know, that is SERIOUSLY! no joke or what. i cant tell u how much i like him, how much i love him. i dont know why i can love him.
yang jelas yang aku tau sekaraang, aku ga mau kehilangan makhluk ini. hahaha *kayak apa aja
walaupun banyak cobaan dalam hubungan kami :) hehe
sebenernya aku bingung, aku tuh males punya pacar anak band. eh taunya semua mantanku anak BAND, capedeh -__- dan sekarang lagi! hahaha
tapi ya gpp sih, dia manis sih :D ahaha. cuma dia yang bisa buat aku lupa akan masa laluku. hebaaat. padahal aku udah mau putus asa gadapet jodoh yang pas, eh taunyaa ada dia di hidupku.
doain langgeng yaa! amin thxx :')